Saturday, June 5, 2010

Rumah Tangga Berantem?

Itu sih biasa. Dari cekcok besar, ribut mulutsampai diem-dieman, bagai lagu lama dengan aransemen baru, diulang dan terjadi di setiap rumah tangga. Kata pendahulu kita, itu bumbu kehidupan. Kalau keterusan….?

Suatu hari, si kecil yang rewel seharian langsung nempel digendongan si ibu yang baru pulang dari kantor. Saat makan bersama pun si kecil tetap mau dipangkuan ibunya. Duh, capek dan jengkel rasanya. Selesai makan, si suami bersiap mau pergi lagi, rupanya dia ada janji kontrol ke dokter gigi dan seperti biasa, minta ditemani si istri karena si suami memang "trauma" dengan suara mesin alat bor gigi sehingga perlu si istri menemaninya. Saat si istri berusaha menolak permintaan suami, segera terjadi tarik urat leher,masing-masing mempertahankan kepentingannya.

Ibu putri yang sedang ada di situ menengahi,"Nak, ganti baju dan pergilah temani suamimu". Sambil bersungut-sungut akhirnya mereka berdua berangkat ke dokter gigi.
Esok hari, bunda memanggil dan memberi nasehat, "Putri, bunda harap kalian jangan berantem di depan bunda. Jika itu terjadi, putri harus tau prinsip bunda yakni bunda tidak akan membela putri di depan suamimu walaupun mungkin putri di pihak yang benar. Jangan meminta bunda menjadi pembelamu dikehidupan rumah tangga kalian, mengerti ya?".

Beberapa hari kemudian, bunda terlihat sibuk di dapur, dengan tangannya yang telah menua dan berkerut, dia membuat makanan yang disukai si menantu dan menyuguhkannya sendiri kehadapan menantunya. "Nak, ibu buatkan makanan kesukaanmu. Makanlah mumpung masih panas". Kemudian ditunggui si menantu menyantap makanan sambil berbincang ringan. Di sela getar suara tuanya, bunda menyampaikan pesan, "Nak, ibu titip anak ibu ya, tolong anak yang sabar. Putri masih muda, pasti banyak berbuat salah, tolong ajari dia. Ibu percaya, kalian adalah jodoh yang dipasangkan oleh Yang Maha Kuasa, maka kalian harus saling menjaga rumah tangga kalian dengan baik". Dengan tangan masih memegang sendok, tiba-tiba terdengar isak lirih si menantu, "Maafkan saya bu, saya mungkin kurang sabar selama ini. Saya berjanji akan belajar untuk bersikap lebih baik dan lebih mencintai keluarga saya. Ibu jangan kuatir. Saya pasti bisa, mohon doa restu dari ibu".

Netter yang berbahagia,
Sebagai pelaku rumah tangga, kemelut apapun yang terjadi adalah tanggung jawab kita sendiri. Kita lah yang harus belajar untuk menyelesaikannya. Masalah pasti ada, gesekan pasti timbul, resepnya : masalah gede dikecilin, masalah kecil disingkirin, bukan sebaliknya, masalah kecil digedein, masalah gede diledakin.

Mengingat bundaku selalu ada rasa syukur menyertai. Sedikit kata-kata yangbeliau punya tetapi mengandung makna tak terkira, membekali saya agar belajar bersabar dan lebih bijak dalam bersikap. Terimakasih bunda.


Salam Sukses Luar Biasa!
Lenny Wongso
Penulis : Lenny Wongso

No comments:

Post a Comment